Bukit Hambalang-Sentul
Mount Salak, captured from Kafe Hambalang
Whuaaa badan masih kerasa pegel dan cape' banget hari ini.
Padahal kerjaan dah menumpuk.
Tapi menyenangkan banget akhirnya bisa ngerasain lagi tanjakan di Bukit Hambalang, belakang Sirkuit Sentul.
Start dari Tanjung Barat pukul 6.10, Spedaman, Mbah WTT, dan Om Iye
menelusuri Jl Lenteng Agung-Margonda Depok-Cimanggis-Citereup-Sentul-Cafe Teratai.
Ga kerasa dah hampir 2 jam genjot, menempuh sekitar 36km, sampe juga di meeting point untuk ketemuan sama temen-temen dari Bogor.
Akhirnya kita berdelapan langsung genjot menuju Hambalang!
Setelah berhenti sebentar bwt ngisi tangki yang dah mulai oleng, mulai deh menikmati perjalanan genjot tanjakan!!
Hahahaha...
Oia isi tangkinya pake bubur kacang ijo, dan telur setengah matang...
Hmmm.... nikmat....
Diawal perjalanan dah tampak tanjakan yang menanti kita.
Untungnya Spedaman paling seneng yang namanya tanjakan, jadi kerasa deh nikmatnya bersepeda ke Hambalang.
Yang bikin ga enak yaitu udara yang sangat panas.
Sampe bikin lengan dan paha kebakar:(
Padahal dah memutihkan diri di Kotabumi :p
Oia disini ada mobil truk jadul yang ada di film McGyver. Waktu mcGyver mo kabur dan starternya pake tang+koin.
Pada inget ga???
Lanjut lagi, setelah menempuh tanjakan aspal yang ga rata, kita singgah dulu di Kafe Hambalang dan menyeruput jus Hambalang yang terbuat dari nanas, pepaya dan jeruk nipis.
Rasanya maknyes....
Seger banget!
Selesai minum jus, langsung tanjakan menunggu kita didepan.
Dipanggang oleh sinar matahari dan perut yang full karena jus, membuat semangat untuk cepat-cepat sampai puncak.
Jersey Adidas kuning pemberian Mbah WTT yang Spedaman pake dah terbuka sampai dada untuk mengurangi rasa panas karena bawa hydrobag 2 liter air beserta pocari sweat, timtam dan oreo.
Pukul 11.40 akhirnya kita sampai puncak desa Hambalang, dan nasi uduk yang kita nantikan sejak dari bawah sudah habis....
Huaaaaa......
Mount Gede-Pangrango covered by 'snow'
Terpaksa deh kita menahan lapar dan melaju diturunan single track yang sekarang sudah dipelur dengan aspal.
Wah bahaya nih klo ujan pasti licin.
Wa..lah...! Biker didepan Spedaman terjungkal akibat rem belakang yang lock, maklum aja sepeda gunung ga punya rem ABS :p
Biker masuk kedalam selokan setinggi 1,5 meter. Alhamdulillah ga ada cedera yang serius.
Karena perut yang dah ga tahan lagi dan tangki juga dah oleh, maka sepeda dipacu diturunan single track menantang,,yang dihiasi batu kali beserta jalur air.
Wuiiiii....
Kecepatan nembus sampe 49,5 km/jam!
Foto-foto sebentar lalu kita menuju Kelapa Bakar.
Kuliner lagi nih,,, kita nyobain kelapa bakar yang dicampur ramuan berupa jahe, madu, kuning telur ayam kampung.
Tempat ini pernah masuk tabloid lho...
Katanya kelapa bakar mempunyai khasiat yang mujarab untuk kesehatan.
Setelah melahap kelapa bakar yang rasanya perpaduan antara ESTEMJE dan Bajigur, kita lanjut ke Bogor untuk makan siang di Sate Kambing Bang Kumis :D
Baru setengah perjalanan dari Sentul, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya...
45 menit kemudian sampe di Sate Kambing Bang Kumis lalu kita memesan sop yang bisa kita pilih sendiri isinya apa aja.
Hmm.... Maknyes nian rasa sopnya...
Satenya juga gede dan tebal!
Pukul 15.00 kita berpisah dan Spedaman berangkat menuju Stasiun Bogor untuk pulang.
say cheese.... :D
Great adventure, full of uphill and technical single track.
Distance 80 km, top speed 49,5 kmh, ride time 4.21, average speed 18,5 kmh
Labels: MTB
Puspitek Serpong-Way Rarem
Waaaah Spedaman ke Puspitek lagi!!
Asyiiiik....!!
Membayangkan:
- Turunan panjang tempat Spedaman pernah mental dengan sepeda KHS Alite Team baru
- Turunan sepanjang 2 meter dimana Spedaman ditabrak dari belakang sewaktu lomba di Kencana Puspitek MTB Race, sampe bannya bengkok jadi angka 8
- Tanjakan demi tanjakan tanpa ada tempat untuk ambil b-don dan minum bahkan mengambil nafas sejenak
- Turunan curam dobel letter S yang berakhir di jalur air...
Tampaknya smua sirna...
Karena Puspitek dah dipenuhi alang-alang dan semak-semak akibat lay lay jarang dibelai :D
Yo wis, akhirnya kurang menikmati treknya dan pulang dengan luka-luka belaian putri malu dan alang-alang...
****
Way Rarem
Bendungan Way Rarem merupakan bendungan di selatan Kotabumi dan mengalir sungai buatan menuju sawah-sawah dan perkebunan di Lampung Utara.
Pagi tadi, Spedaman iseng-iseng grasak grusuk kebun kelapa sawit.
Terus nembus ke jalan setapak...
Hmmm mungkin bukan jalan setapak karena lebarnya sekitar 1,5 meter.
Yang jelas jalan offroad!
Langsung deh Spedaman telusuri sambil menikmati kicauan burung yang cuma bisa diliat dan didengar di Barito ato di toko burung lainnya.
Baru kali ini Spedaman main MTB bisa ngeliat burung-burung hias dengan jelas dan terbang bebas dan juga mendengarkan suara kicauannya.
Ada burung tekukur, burung biru, burung kuning, bahkan burung gagak.
Maklum ga ngerti flora fauna, jadi cuma bisa deskripsiin warnanya aja :p
Hehehe...
Setengah jam kemudian, jalan setapak ini nembus ke sebuah sungai buatan.
Kenapa Spedaman tau ini sungai buatan?
Feeling aja:p
Hahaha...
Sungainya aneh!
Alir mengalir kemudian terdapat lembah, dan sungai itu buntu.
Ternyata setelah lembah itu, muncul lagi air sungai yang tadi.
Jadi lewat underpass gitu.
Apa Spedaman aja yah yang gaptek?
Soale ada prasastinya buatan Dinas Pekerjaan Umum Tahun 1983
Setelah menelusuri pinggiran sungai yang tiada habisnya, katanya sampe 20km baru menuju bendungan Way Rarem, Spedaman kembali grasak grusuk kedalam kebun karet.
Berakhir di perkebunan PT Nakau, Spedaman kembali mencari jalan besar dan menuju kerumah.
Cukup seru juga petualangan kali ini.
Bisa nemu burung yang beraneka ragam, sungai, nyasar, nemu tanjakan ngehe dan ngobrol sebentar dengan pekerja setempat.
Tanjakan ngehe versi onroad
Btw kok Pak Tani yang Spedaman posting di blog sebelumnya ga ada yak?
Handpumpnya dah dapet niy.
***
Turut berduka cita kepada korban kecelakaan Garuda di Yogya, semoga smua amal ibadah diterima oleh Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan mendapat hikmah dan hidayah-Nya. Amin...
Yang sabar dan tabah ya Niken...
Tetap semangka Ken...! :)
Labels: MTB
Pak Tani, The Real MTBer & B2Wer!
Akhirnya posting juga tentang kegiatan mountain bike Spedaman di Kotabumi.
Biasanya Spedaman main oproad di kebun karet dan di kebun kelapa sawit yang jaraknya cukup dekat dengan rumah sepupu Spedaman, sekitar 200 meter.
Klo di Jakarta mo main oprod paling deket ke hutan UI Depok, sekitar 10 menit dari rumah ato kurang lebih 7 km.
Medan di Kotabumi relatif datar, jadinya cuma sedikit tanjakan dan turunan.
Malahan ga ada tanjakan ngehe disini, sebutan untuk tanjakan yang super panjang dan curam.
Turunannya juga ga ada yang terlalu maut kayak roller coaster.
Apa Spedaman blum nemu tempatnya aja ya?
berburu bersama mas Yono, Yan dan Spedaman
Pertama kali oprod ke kebun karet. Stelah grasak grusuk, nembus-nembus di sungai dan ada perempuan yang lagi mandi melakukan sesuatu di sungai itu!
Karena kurang cantik minat, Spedaman kembali grasak grusuk di kebun karet sampe nemu satu tanjakan dan turunan yang lumayan curam.
Ternyata malah nembus kerumah penduduk dan kemudian ke jalan raya.
Ikutin jalan raya dan nembus ke Polres Lampung Utara terus lanjut pulang deh.
***
Next wiken kembali mo nyoba jajal kebun kelapa sawit dideket rumah.
Ternyata banyak juga yang MTB dan Bike2Work disini!
Contohnya bapak ini, kita panggil aja Pak Tani (ga kreatip amat yak?)
The real MTBer & B2Wer
Dia kerja dari jam 4 pagi sampai maghrib untuk mendapatkan 2 karung gabah dari lahannya sendiri.
Menghidupi seorang istri serta 7 orang anak, sangat membuat dia untuk semangka kerja keras.
Malam harinya Pak Tani ini berubah menjadi Bang Becak yang narik dari jam 7 malam sampe jam 10 untuk mendapatkan uang Rp 10.000,-
Gilingan banget yak?!
Padahal harga beras di daerah rumahnya sekitar Rp 7.000,-
Setelah ngobrol panjang lebar selama 15 menit, kita akhirnya pulang bareng soale angin bertiup kencang dan awan dah menghitam.
Jalur setapak kelapa sawit yang licin membuat Pak Tani harus mendorong sepedanya beberapa kali.
Ya iyalah angkut 2 karung beras sampe sepedanya jomplang!
Lalu sepeda onthel yang setia menemani Pak Tani dari masih bujang sampe punya anak 7, dengan ban 700cc yang sudah sangat botak dan sering mengalami snake bite alias bocor halus, kembali melaju diturunan.
Bukan karena pengen cepat pulang untuk terhindar dari hujan dan angin kencang.
Tapi karena tidak ada rem dan hanya mengandalkan sendal jepit yang ia pakai...
Mendung, awan menghitam
Karena bannya sering bocor, maka Pak Tani selalu membawa pompa ban terbuat dari besi yang biasa kita liat di bengkel sepeda.
Apesnya, selain berat, tiang pegangan pompa itu juga selalu menjulur keluar sehingga ia selalu turun untuk membetulkan pompanya itu.
Sangat kontras dengan Spedaman yang punya handpump sepanjang 20cm dan beratnya ga nyampe 0,3kg.
Diperjalanan pulang, hujan pun turun..
Sepanjang jalan kita ngobrol sambil hujan-hujanan.
Cerita tentang masa lalunya, kehidupannya yang sekarang, dan tentang susahnya untuk memberi nafkah keluarga.
Wah Spedaman jadi terenyuh...
Tambah lagi nih barang yang harus dibawa dari Jakarta pas mudik besok:
- Dobok (baju TKD) yang baru beli
- Dobok bwt mas Dedi
- Raket
- Ban luar+ban dalem sepeda (dari dulu ga sempet beli)
- CD dan Buku TKD
- Buku ujian masuk STAN
- Buku Toefl dan TPA
- serta Handpump bwt Pak Tani!
Sampai ketemu lagi Pak Tani, semoga rizki selalu berdatangan dari arah yang tak terduga oleh Allah SWT:)
Sepupu Spedaman yang lagi pacaran setelah nikah;)
P.S. sori fotonya kurang bagus, cuma pake nokia 7710, 1 mpx :p
Labels: MTB