Adventure Goes Sepeda Yuk

Pertama

Ketika kita berolahraga -termasuk bersepeda, otak mengeluarkan endorfin, zat yang menimbulkan sensasi rasa senang, rasa nikmat, atau rasa bahagia.
Bagi mereka orang-orang yang 'kalap', kegiatan memancing keluarnya endorfin ini adalah dengan mengunakan drugs, memanipulasi otak dengan zat kimiawi aditif.

Untungnya, pada pesepeda/olahragawan, endorfin keluar secara alamiah.
Bayangkan jika ditambah ber**nta dengan isteri... dahsyat benar aliran endorfin malam itu :-) :-)

Kedua

Stres memancing keluarnya kortisol -zat yang diproduksi otak dan dibutuhkan tubuh untuk keadaan siap siaga/siap bertempur atau kegiatan beradrenalin tinggi.

Masalahnya, jika stres tersebut berkepanjangan maka tubuh akan merasa lelah dan capek karena harus bersiaga terus-menerus.
Stamina dan daya tahan tubuhpun turun.
Bersepeda di kala stres menyalurkan adrenalin Anda yang tertunda.... sehingga menciptakan rasa puas tersendiri.

Popo, Urban DH GWK Bali

Ketiga

Stres bisa ditimbulkan karena pikiran yang terfokus pada hal yang itu-itu saja, terlalu banyak hal yang harus dilakukan pada satu waktu, atau rutinitas yang membosankan.

Bersepeda memberikan peluang tak terbatas pada kita untuk lebih menjelajah... memilih rute baru, memerhatikan lebih cermat apa yang kita lewati sepanjang perjalanan, nongkrong santai sambil menikmati orang lain yang wajahnya penuh beban kehidupan, de el el.

Niscaya, dengan melihat bahwa orang lain lebih 'menderita', otak akan memprogram secara otomatis bahwa apa yang kita alami belumlah seberapa.

Tindakan dan self healing terbaik:
membantu orang yang sedang kesusahan itu!

Keempat

Sadarkah kita bahwa ketika kita sedang bersepeda kita memosisikan diri sebagai homo superior (pliz, bacanya yang lengkap yah)?

Iya lah, ketika orang lain mengandalkan mesin untuk sampai ke kantor, kita menggunakan tenaga. Tanpa disangsikan, kita merasa diri kita lebih kuat dari mereka.

Kelima

Prilaku homo superior -dalam buku Norman Kamil- bisa keluar dalam bentuk sikap narsis. Kenapa tidak, selama masih positif?

Misalnya, tiap traffic light berhenti paling depan, lalu minum, dan menyiram kepala sedikit, lalu menggeleng-gelengkan kepala sehingga air menciprat ke sana-sini!

"Jantan benar pria itu!" pikir wanita-wanita.

Atau sekedar melirik sambil pura-pura tersenyum misterius pada wanita yang sedang mengendarai BMW atau mercy-nya. .... :-) Dahsyat... Antonio Banderas pun dijamin kalah gagah dah!

Keenam

Bersepeda membuat kita bersosialisasi, bertemu teman baru, atau temen 'curhat' baru. (Hallo bapak2 dan ibu2, kembalilah ke jalan yang benar).

Ketujuh

Bersepeda adalah alasan terbaik untuk bos di kantor ketika pagi-pagi tak menemukan kita.

"Gilang! Ke mana ajah luh?!

"Gila bos! Gw baru aja nolong orang tabrakan," itu jawabnya.

"Kenapa lu repot-repot sih?" tanyanya sengit.

"Wah, itu udah jadi kewajiban penggowes di Indonesia untuk peduli pada pengguna jalan lain -bukan cuma pesepeda aja. Lagipula, siapa lagi yang akan peduli?" kata gw bokis.

Bos manggut2, dan berjanji akan membeli sepeda agar hidupnya lebih berguna bagi sesama.

Kedelapan,

Menambah pahala (baca percakapan di atas).

Salam,

Gilang RoDex 8181
*penulis ialah b2wer Men's Health Indonesia*